HUT Persit Kartika Chandra Kirana ke-76 Dikaitkan Dengan Hari Kanker Sedunia 2022
JakCityNews (Medan) – Hari Ulang Tahun Persatuan istri Tentara (HUT-PERSIT) Kartika Chandra Kirana ke-76 dimeriahkan jauh berbeda dengan sebelumnya. Tahun ini dikaitkan dengan Hari Kanker Sedunia 2022 berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI).
Selain itu, PERSIT Pengurus Daerah I/Bukit Barisan dan Dharma Pertiwi Daerah A itu bekerjasama dengan UNPRIMA (Universitas Prima Indonesia), RS ROYAL PRIMA Medan untuk melakukan pemeriksaan gratis Mammografi, USG Mammae dan Papsmear selama 2 hari dari tanggal 24 dan 25 Maret 2022 bagi anggota Persit Pengurus Daerah I/Bukit Barisan di RS ROYAL PRIMA Medan.
Sebanyak 100 anggota Persit telah terdaftar dan telah memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan deteksi dini kanker payudara. Sementara itu ratusan istri prajurit dan masyarakat umum juga mengikuti kegiatan Penyuluhan Kanker Payudara dan Kanker Serviks dan Praktek SADARI yang diselenggarakan panitia.
Dalam sambutan pembukaannya Ketua Persit KCK Daerah I/Bukit Barisan, Intan Achmad Daniel Chardin menyampaikan bahwa kanker leher rahim dan kanker payudara adalah penyebab kematian dengan peringkat atas.
“Oleh karena itu, prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati,” ujarnya.
Ia pun berharap agar ibu-ibu menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat sehingga dapat mengurus anak-anak dan keluarga.
Dengan dilakukan pemeriksaan Papsmear diharapkan dapat mendeteksi lebih dini adanya kelainan awal karena kanker servik yang biasanya tanpa disertai gejala pada stadium awal. Ia juga berharap istri tentara yang hadir dapat menyimak dan mengikuti penjelasan mengenai kanker payudara serta cara memeriksa payudara sendiri yang dikenal dengan sebutan SADARI, sehingga dapat menerapkannya untuk diri sendiri dan diharapkan dapat membagikan pengetahuan tentang SADARI kepada keluarga dekat dan lingkungan sekitar untuk meningkatkan wawasan dan kewaspadaan terhadap penyakit kanker payudara, tambahnya.
Sementara itu, dr. Suhartina Darmadi, MKM menyampaikan rasa hormatnya sehingga dapat turut andil dalam kegiatan dimaksud.
“Menjadi seorang wanita, adalah memiliki kemungkinan dapat terpapar kanker payudara dan kanker serviks amatlah besar. Resiko ini akan meningkat seiring usia. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dan kepedulian terhadap berbagai faktor penyebab yang bisa memicu terjadinya hal ini,“ tutur Direktur Utama RSU Royal Prima tersebut.
“Maka kegiatan ini bermanfaat untuk mendeteksi dini kanker payudara dan kanker serviks, karenanya sebagai wanita kita tetap harus waspada terhadap kedua jenis kanker tersebut. Jika semakin dini dideteksi maka akan semakin mudah pula penanganannya,” tambahnya.
Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan selain dilengkapi fasilitas peralatan yang lengkap untuk mendeteksi berbagai jenis kanker juga memiliki dokter spesialis yang ahli di bidang Onkologi. Untuk itu warga Medan dapat melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi, ujar dr. Suhartina.
“Adanya penyuluhan tentang Kanker Payudara ini kiranya dapat meningkatkan wawasan tentang kesehatan payudara,” tambahnya.
Dalam Sambutannya Ia juga menghimbau agar semua istri tentara dapat memberikan dukungan kepada keluarga, sahabat, ataupun orang terdekatnya, bagi yang terdiagnosa Kanker Serviks maupun Kanker Payudara agar selalu optimis dan tetap semangat dalam berjuang melawan kanker. Karena dukungan tersebut sangat mempengaruhi kondisi psikis dari pasien kanker.
Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar yang hadir secara virtual menyambut baik kegiatan hasil tindak lanjut Nota Kesepahaman Bersama antara Universitas Prima Indonesia dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI).
“Sudah menjadi tuntutan pada masa ini bahwa untuk mencapai sesuatu yang bertujuan baik dan bermanfaat maka “kolaborasi” menjadi salah satu faktor yang perlu dilakukan. Oleh karena itu kami YKPI sangat berbahagia dalam bentuk “kolaborasi” empat pihak yaitu : Persit KCK daerah I / Bukit Barisan, RS. Royal Prima Medan, YKPI dan Universitas Prima Indonesia. YKPI sangat berharap kolaborasi seperti yang kita lakukan pada hari ini bisa di kelola untuk program – program lain di masa mendatang, khususnya untuk membantu pemerintah dalam menekan angka kejadian kasus baru kanker payudara stadium lanjut,” ujarnya dalam sambutannya.
YKPI menekankan kerjasama dalam Nota Kesepahaman Bersama ini meliputi bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.
Seperti diketahui bahwa sesuai data Globocan 2020 di Indonesia kasus kejadian baru kanker di Indonesia sendiri, terdapat kasus baru kanker payudara mendekati 66 ribu dengan tingkat kematian lebih dari 22 ribu jiwa, pada umumnya 70% karena keterlambatan pengobatan.
“Diperkirakan bila tidak ditangani dengan tepat dan terintegrasi dengan baik antar semua stakeholder (pemangku kepentingan) untuk program promotif & preventif, maka akan terjadi peningkatan jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia di masa mendatang,” ujar Linda.
Sejak Oktober 2020 hingga saat ini YKPI mendapatkan kepercayaan dari Ketua Umum Persit KCK untuk mendampingi istri prajurit TNI – AD yang terdiagnosa kanker payudara. Mereka yang terdeteksi disebut dengan Survivor Kanker Payudara (SKP) Kartika. Total SKP sampai bulan Februari 2022 terdapat 162 orang ibu-ibu mulai dari tingkat pengurus daerah, pengurus gabungan maupun pengurus cabang berdiri sendiri dari seluruh daerah di Indonesia.
“Pada awalnya YKPI melakukan pendampingan terhadap survivor SKP Kartika berjumlah 12 orang, namun ada beberapa diantaranya terdeteksi tumor jinak dan ada pula yang telah meninggal dunia, sehingga saat ini YKPI mendampingi 5 ( lima ) orang dari Pengurus Daerah I / Bukit Barisan,“ lanjut Linda Gumelar yang juga sebagai Survivor kanker payudara
Selain pemeriksaan mammografi, USG Mamae dan papsmear, secara umum akan di jelaskan kepada ibu – ibu peserta tentang cara melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) secara tepat, cermat & rutin. Semoga selain hasilnya nanti bahwa semua peserta sehat dan tidak ada masalah yang serius juga para peserta bisa meneruskan pengetahuan tentang SADARI kepada keluarga dan lingkungan dimana ibu – ibu beraktifitas; dan tentunya praktek SADARI ini tidak menggantikan peran dokter karena bila pada pelaksanaan SADARI dirasakan ada benjolan yang menetap dan tidak ada rasa sakit, segeralah ibu berkonsultasi dengan tenaga medis di Puskesmas ataupun Rumah Sakit.
“Ibu – ibu tidak perlu khawatir, karena tidak semua benjolan adalah kanker, persentasinya sangat kecil!! “ Sahut ibu linda memberi semangat.
Ibu linda melanjutkannya sekaligus menutup sambutannya “Semoga upaya kita hari ini sebagai bentuk kepedulian dalam menekan kasus baru kanker payudara dan juga kanker servix / leher rahim menjadi salah satu bentuk pengabdian kita bersama membangun masyarakat yang sehat”.(eles)