Warga Sumedang Mengadu ke Ketua DPD RI, Lahannya  Dipaksa Untuk Tol

Sejumlah warga asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengadu kepada Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (ist)

JakCityNews (Jakarta) –  Sejumlah warga asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengadu kepada Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, terkait lahan yang diambil paksa dengan dalih pembangunan jalan tol.

“Lahan kami tak jadi dibangun jalan tol. Jalan tol malah dialihkan ke lokasi lainnya. Ini berproses mulai tahun 2008,” kata Yayat, salah seorang perwakilan warga, saat audiensi dengan Ketua DPD RI di kediaman Ketua DPD RI, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (20/3/2022).

Bersama sejumlah warga  Sumedang Yayat menjelaskan,  awalnya warga sama sekali tak berencana menjual lahan mereka. Namun, tiba-tiba ada tim tujuh yang disebut-sebut menjadi kuasa warga dan menjual lahan milik mereka yang akan dibangun jalan tol.

“Kami tak pernah menguasakan kepada tim tujuh, tapi tiba-tiba lahan kami diperjualbelikan. Pembayaran paksa. Bilamana tak diambil, barang hilang dan uang hilang,” kata Yayat.

Pada saat pemberkasan, oleh Panitia Perluasan Tanah (P2T) warga diminta tanda tangan namun tak diperkenankan membaca isi surat yang ditandatanganinya.

Begitu juga saat pembayaran, dicicil sampai ada yang selama setahun.  Dan setiap kali pembayaran  uang mereka masih dipotong oleh Tim Tujuh dengan alasan operasional.

Untuk memperjuangkan hak mereka,  Yayat bersama warga sudah menempuh berbagai cara. Dari melapor ke Pemda, ke Polda  hingga menemui Komnas HAM.  Namun  hingga kini hasilnya nihil.

“Kami yakin Pak LaNyalla yang dapat menyelesaikan permasalahan kami. Untuk itu kami datang ke sini,” kata Yayat diamini rekan-rekannya.

Menanggapi aspirasi warga tersebut, Ketua DPD RI langsung gerak cepat. Ia langsung mengagendakan peninjauan ke lokasi dan langsung bertemu warga serta stakeholder terkait lainnya.

“Tentu kita prihatin dengan peristiwa ini. Tak semestinya hal ini terjadi. Keberpihakan negara itu harus kepada rakyat. Saya perlu tegaskan, kita butuh pembangunan. Tapi bukan pembangunan yang menyingkirkan rakyat, menggusur mereka dan menjauhkan mereka dari akar budayanya,” tegas LaNyalla.(Bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.