Miris! Yang Inginkan Perubahan Itu Disingkirkan
JakCityNews (Jakarta) – Mantan Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) DKI Jakarta, Mochamad Suraji telah resmi melepas jabatannya kepada Eka Widiastuti untuk menjabat sebagai Ketua Pengprov IKASI DKI Jakarta periode 2022-2026 dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) IKASI DKI Jakarta yang digelar di Gedung KONI Pusat Jakarta, Minggu (9/10/2022).
Meski pelaksanaan Musprov IKASI DKI Jakarta dihadiri pengurus KONI DKI Jakarta dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Eka Widiastuti tidak diperkenankan memimpin Tim Atlet Anggar DKI Jakarta tampil di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Anggar yang digelar di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, 27 Oktober hingga 3 November 2022.
Di kejurnas tersebut, atlet anggar DKI Jakarta tidak membawa nama Pengprov IKASI tetapi hanya diperkenankan membawa nama PB Ikasi /Cq DKI Jakarta. Alasannya, kepengurusan Pengprov IKASI DKI Jakarta belum ditandatangani Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB Ikasi) di bawah kepemimpinan Agus Suparmanto.
“Saya sih tidak ada masalah dengan alasan itu. Karena, saya lebih mengutamakan kepentingan atlet untuk bisa tampil di kejurnas,” kata Eka Widiastuti.
Tidak hanya sampai di situ saja, Pengprov Ikasi DKI Jakarta tidak diundang dalam Rapat Anggota IKASI yang digelar di Hotel Avenzel Hotel and Convention Cibubur, Cibubur, Jakarta Timur, 2 November 2022.
Kemudian, Pengprov IKASI DKI Jakarta pun tak diundang dalam Musyawarah Nasional (Munas) IKASI dengan agenda utama pemilihan Ketua Umum PB Ikasi periode 2022-2026 di Bali, 3 Desember 2022 nanti.
“Kami tidak diundang dalam Rapat Anggota IKASI. Begitu juga di Munas Ikasi. Dari 25 Pengprov Ikasi yang diundang itu tidak ada nama Pengprov IKASI DKI Jakarta. Ya, kejadian menyakitkan ini terjadi karena Pengprov IKASI selalu menyuarakan perlu adanya figur baru Ketua Umum PB IKASI periode 2022-2026 dan penolakan terhadap pencalonan Agus Suparmanto menjabat untuk tiga periode,” kata Eka Widiastuti yang ditemui di Jakarta, Selasa (8/11/2022).
“Ya, benar apa yang disebutkan bu Eka Widiastuti. Kepengurusan Pengprov IKASI DKI Jakarta periode 2022-2026 tidak ditandatangani sampai saat ini karena menentang keinginan menempatkan Agus Suparmanto untuk memimpin periode ketiga sebagai Ketua Umum PB IKASI,” timpal Lucky Rhamdani, mantan pengurus PB Ikasi yang disingkirkan karena tidak sejalan.
Keinginan Eka Widiastuti yang kepengurusannya sudah disahkan KONI DKI Jakata tentang adanya figur baru Ketua Umum PB IKASI periode 2022-2026, kata peraih medali perak SEA Games Jakarta 2011, Sundara, cukup beralasan. Apalagi, prestasi olahraga anggar Indonesia di bawah kepemimpinan Agus Suparmanto mulai kepengurusan periode 2014-2018 dan 2018-2022 sangat menyedihkan.
“Cabang olahraga anggar tercatat menjadi satu-satunya cabang olahraga yang tidak mampu membawa medali ke Tanah Air pada SEA Games 2021 Vietnam. Ini alasan yang cukup realistis,” jelas Ara, panggilan akrab Sundara yang anaknya juga menjadi atlet anggar.
“Kalau prestasi anggar Indonesia bagus di bawah kepengurusan pak Agus Suparmanto sih, kita tidak ada masalah. Masak kita harus mempertahankan pertahana tanpa ada prestasi,” timpal Lucky.
Cabang olahraga (cabor) anggar yang merupakan cabor resmi Olimpiade termasuk salah satu cabor andalan Indonesia. Bukan hanya banyak meloloskan atlet ke Olimpiade, tetapi cabor anggar juga pernah menyumbang di Asian Games dan pernah menjadi tambang emas bagi Kontingen Indonesia di SEA Games.
Pada Olimpiade 1960 Roma, ada empat atlet anggar yang memperkuat Kontingen Indonesia yakni Andreas Soeratman (Tick Soeratman), Ishar Hacchja, Pau Sioe Gouw, dan Zus Undap. Kemudian, Silvia Kristina dan Alkindi melanjutkannya di Olimpiade 1999 Seoul, Handry Lenzun dan Zakaria Lucas di Olimpiade 1992 Barcelona. Terakhir, Diah Permata Sari pada Olimpiade 2012 London.
Di ajang Asian Games, atlet anggar Indonesia juga sempat diperhitungkan. Tim Beregu Floret yang beranggotakan Zus Undap, Rita Piri, Wahyu Hartati, dan Silvia Gani lahir medali perunggu di Asian Games 1978 Bangkok. Kemudian, Silvia Kristina meraih perak (Epee), dan Tim Epee beranggotakan Silvia Kristina, Rini Ismalasari, Sri Ayanti, dan Sumiani sukses meraih perunggu.
Di ajang pesta olahraga dua tahunan negara-negara Asia Tenggara, Tim Anggar Indonesia sempat menjadi andalan. Pada SEA Games 1989 Jakarta, Tim Anggar Indonesia sukses merebut 9 dari 10 emas yang diperebutkan. Begitu juga pada SEA Games 1991 Manila, Tim Merah Putih menyabet 10 dari 11 emas yang diperebutkan.
Prestasi anggar Indonesia semakin menurun mulai SEA Games 2011 Jakarta dimana hanya meraih 1 emas. Terakhir di SEA Games 2021 Vietnam, cabang olahraga anggar menjadi satu-satunya cabor yang memperkuat Kontingen Indonesia pulang tanpa membawa medali ke Tanah Air. (Azhr)