Parlemen Remaja Mampu Tingkatkan Ketertarikan Pemuda dalam Dunia Politik

Anggota DPR RI Dyah Roro Esti dalam Dialektika Demokrasi di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (07/09/2023). Foto: DPR

JakCityNews (Jakarta) — Anggota DPR RI Dyah Roro Esti mengapresiasi penyelenggaraan Parlemen Remaja yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal DPR RI. Kegiatan Parlemen Remaja, menurutnya, merupakan ajang untuk memberikan edukasi kepada publik utamanya Generasi Z dan milenial tentang institusi dan kelembagaan yang ada di Indonesia.

“Kami sangat mendukung karena para peserta dari parlemen remaja ini adalah bagian dari masa depan bangsa, dan pada dasarnya sangat amat penting untuk kita terus bukan hanya berinovasi tapi mengedukasi kepada publik mengenai institusi ataupun kelembagaan yang ada di negara Indonesia,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Pendidikan Parlemen kepada Generasi Muda melalui Program Parlemen Remaja’, di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (07/09/2023).

Ia menilai, saat ini masyarakat banyak yang justru belum tahu tentang tugas dan fungsi DPR sebagai lembaga legislatif. Oleh sebab itu, edukasi kepada generasi muda dinilai penting melihat demografi penduduk Indonesia yang lebih dari 50 persen diisi oleh Generasi Z dan milenial.

“Kemudian kita juga di tengah era bonus demografi 68 persen dari total penduduk Indonesia adalah produktif. Nah, pada intinya bahwa presentasi yang produktif ini lalu kemudian kaum muda kita betul-betul paham terkait institusi-institusi dan kelembagaan yang ada di negara Indonesia yang melakukan berbagai macam upaya untuk memajukan bangsa,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Untuk itu, Anggota Komisi VII tersebut berharap melalui program Parlemen Remaja bisa meningkatkan ketertarikan anak muda dalam dunia politik, sehingga dapat melahirkan generasi muda yang lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan bangsa.

“Kami berharap bahwa kita bisa melahirkan generasi muda yang lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan bangsa dari segi capacity building. Kita juga meningkatkan wawasan mereka terkait dunia politik. Syukur-syukur mereka juga tertarik untuk tidak bergabung di dalamnya, karena pada dasarnya kembali dengan demografinya kita butuh perwakilan anak muda di kemudian hari,” katanya. (gsu).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.