Pemerintah Diminta Segera Evakuasi WNI di Jalur Gaza
JakCityNews (Jakarta) – Keberadaan warga negara di daerah konflik harus menjadi atensi pemerintah seperti yang baru saja terjadi di jalur Gaza. Ia meminta Pemerintah Indonesia harus segera mengevakuasi WNI yang berada di daerah konflik tersebut mengingat konflik Israel dan Hamas di jalur Gaza semakin memanas.
Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menyarankan agar WNI harus segera dievakuasi ke negara terdekat atau dikembalikan ke Tanah Air jika kondisi perang semakin mendesak. “Terlebih sudah diduga bahwa tragedi kemanusiaan dan kemiskinan berkepanjangan akan menjadi fenomena di Palestina,” ujar Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber, Susaningtyas NH Kertopati, melalui keterangan tertulisnya Senin (16/10/2023).
Pengamat militer dan intelijen ini menjelaskan, konflik di kawasan tersebut semakin memuncak saat adanya deklarasi pendirian negara Israel pada 15 Mei 1948. Warga Palestina menolak sehingga akhirnya pecah perang Al-Nakhba atau perang yang diartikan sebagai malapetaka.
“Buntut dari perang tersebut, ratusan ribu warga Arab Palestina melarikan diri meninggalkan rumah mereka. Selang satu tahun, Israel pun berhasil menguasai beberapa wilayah Palestina,” kata Nuning.
Hal yang membuat Palestina bergejolak menyerang Israel maupun sebaliknya adalah wilayah Yerusalem yang dibagi menjadi dua, di mana wilayah barat dikuasai oleh Israel dan wilayah timur oleh Yordania. Kedua belah pihak yang tengah berperang saling pantau dengan kekuatan intelijen masing-masing.
Palestina sendiri harus mampu menyatukan pemikiran faksi-faksi yang ada didalam negerinya. Faksi tersebut harus disepakati dan dijadikan acuan dalam perundingan mencari solusi. Ada beberapa kekuatan di Palestina selain Hamas, ada Fatah, PLO, PNA dan faksi-faksi kecil lainnya.
“Harus ada kekuatan yang mampu menekan faksi tersebut untuk merumuskan solusi, ” ujarnya.
ujarnya.
Mantan anggota Komisi Pertahanan DPR ini menilai, perpecahan dalam faksi-faksi di Palestina selalu dijadikan pintu masuk Israel untuk menyerang Palestina, bukan hanya perang konvensional tapi juga perang modern asimetrik yang gunakan proxywar.
“Jadi perang Israel vs Hamas akan mengubah percaturan geopolitik Timur Tengah dengan banyak asumsi di kedua belah pihak meskipun tampaknya kedua belah pihak salah, terkadang salah berhitung sehingga merugikan pihaknya sendiri, ” kata Nuning.(gsu)