DPR : Orang Tua Ikut Bertanggung Jawab Penggunakan Anak di Medsos

Ledia Hanifa (kanan)dalam Dialektika Demokrasi bertajuk ‘Menjaga Dunia Pendidikan dari Pengaruh Negatif Media Sosial’ di Kompleks Parlemen di Jakarta, Kamis (14/3/2025).

JakCityNews (Jakarta) – Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan seluruh orang tua agar selalu mengawasi anak-anaknya saat mereka menggunakan atau berinteraksi dengan media sosial (medsos). Sebab selain pemerintah dan institusi pendidikan orang tua juga ikut bertanggung jawab terhadap dalam penggunaan medsos oleh anak-anak.

“Sudah sepatutnya orang tua mengambil peran dalam mengawasi anaknya saat menggunakan medsos, selain peran guru di sekolah, ” ujar Ledia dalam Dialektika Demokrasi bertajuk ‘Menjaga Dunia Pendidikan dari Pengaruh Negatif Media Sosial’ di Kompleks Parlemen di Jakarta, Kamis (14/3/2025).

Menurut Ledia Hanifa, salah satu dampak negatif yang muncul ketika anak-anak menggunakan medsos tanpa pengawasan, mereka rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Orang tua tak bisa lagi menggunakan pola asuh otoriter melainkan harus lebih aktif dalam mendampingi dan mengawasi konsumsi media anak.

“Jadi enggak bisa melepas, orang tua nggak bisa melepas anak begitu saja berinteraksi dengan medsos. Sebab anak anak-anak kini rentan mengalami kecemasan hanya karena hal sepele, seperti tidak di-follow atau di-unfollow teman mereka. Anak-anak bisa gelisah hanya karena hal kecil di media sosial,” katanya .

Politikus Fraksi PKS itu menambahkan anak-anak dimungkinkan bersedih dan gelisah apabila temannya di kelas ataupun teman dekatnya tidak mengikuti akun media sosialnya.

“Ada juga yang kemudian jadi sedih karena ternyata banyak yang unfollow (berhenti mengikuti) dia. Kan anak-anak gitu kan, kalo kesal unfollow, tinggalin saja. Blok saja gitu kaujarnya, ” katanya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listiyarti juga menyoroti rendahnya literasi digital anak-anak.

“Padahal, literasi digital adalah tahapan keenam dari kemampuan literasi, yang diawali dengan literasi baca tulis, numerasi, finansial, kebudayaan, dan teknologi,” ujar Retno. (gsu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.