Bamsoet Kenang Ferry Mursyidan Baldan Sosok, Konsisten Menjaga Idealisme
JakCityNews (Jakarta) – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengungkapkan banyak entitas internasional yang mengagumi Pancasila. Pidato Presiden Soekarno saat memperkenalkan Pancasila di hadapan Kongres Amerika Serikat pada tahun 1956, misalnya, disambut gegap gempita segenap anggota Kongres.
Pimpinan Komunitas Sant Edigio, organisasi internasional yang berpusat di Roma, Italia, yang memiliki keanggotaan mencakup 73 negara Profesor Marco Impagliazzo menyatakan bahwa Pancasila dengan nilai-nilai universal yang dikandungnya, layak diangkat sebagai rujukan peradaban dunia.
Akademisi dari Universitas Dortmund Jerman, Profesor Thomas Meyer mengungkapkan bahwa Pancasila telah menjadi bahan kajian akademisi di Eropa. Ideologi Pancasila dinilai lebih baik daripada faham neo-liberalisme dan fundamentalisme keagamaan yang menjadi kekuatan politik terbesar pada abad 21.
“Profesor ilmu politik di University of Wisconsin-Madison Amerika Serikat, Donald K. Emmerson menyatakan bahwa kunci sukses Indonesia membangun pluralisme di tengah keberagaman identitas budaya, adalah adanya ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
“Dengan keduanya, Indonesia juga dinilai dapat menjadi jembatan peradaban bagi dunia dalam memaknai pluralisme,” ujar Bamsoet dalam peluncuran buku ‘Ferry Mursyidan Baldan, di Gedung Nusantara IV MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (10/4/23).
Bamsoet menambahkan, ironisnya Pancasila yang begitu dikagumi dan disanjung dunia internasional, justru kini menghadapi resistensi dari dalam negeri sendiri. Tidak sedikit dari kalangan masyarakat yang mulai menyangsikan, bahkan menegasikan nilai-nilai luhur Pancasila.
“Saya sepakat dengan pandangan Mas Ferry Mursyidan Baldan, salah satu alasan atas mulai memudarnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat yakni karena minimnya tokok-tokoh negarawan yang dapat dijadikan panutan dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila, ” katanya.
“Hal itu menyebabkan nilai-nilai luhur Pancasila hanya nampak di permukaan, belum membumi, dan masih miskin dalam manifestasi dan keteladanan,” kata Bamsoet.(gsu)