Kasus Serangan Siber BSI Jadi Pelajaran Berharga Sistem IT Perbankan
JakCityNews (Jakarta) – Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyebut terganggunya layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi pelajaran sangat mahal bagi dunia perbankan. Serangan siber ransomware oleh sekelompok peretas LockBit Ransomware Group, hendaknya menjadi pembelajaran untuk memberikan perhatian lebih kepada sistem pengamanan perbankan.
“Ini menjadi cobaan sekaligus tantangan juga proses pembelajaran bagi dunia perbankan di Indonesia. (Yaitu) bagaimana membangun sistem IT (information technology), membangun digitalisasi dan di sana ada aspek yang selama ini sangat penting yaitu security, ” ujar Misbakhun di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta pada Selasa (16/5/2023).
Politisi Fraksi Partai Golkar itu menyatakan aspek pengamanan dan keamanan data menjadi hal yang sangat penting. Menurutnya, meski mampu memiliki basis data dan sistem IT yang canggih namun apabila tidak bisa mengamankan sistem yang digunakan, maka akan memberi celah pada timbulnya masalah baru.
“Saya dengar juga berkaitan dengan urusan peras-memeras. Bagaimana para hacker itu berusaha memeras dengan jumlah uang yang sangat besar dan itu tidak ada di dalam protokol penanganan krisis. Nah ini kan juga harus dibuat nanti ke depan bagaimana cara mengamankannya, ” kata legislator Dapil Jawa Timur II itu.
Ransomware merupakan jenis malware atau perangkat lunak berbahaya, yang membuat data atau perangkat korbannya terkunci. Untuk membuka dan mengembalikan data yang ‘tertawan’ biasanya para peretas meminta sejumlah tebusan seperti yang terjadi pada kasus BSI ini. (gsu)