Lebih Baik Dari Putaran Pertama, LavAni Kalahkan KSB 3-0
JakCityNews (Bogor) – Tim pendatang baru Bogor LavAni memetik kemenangan pertama pada laga perdana hari terakhir seri kelima PLN Mobile Proliga 202, Minggu (12/2/22). Adalah tim pendatang baru lainnya, Kudus Sukun Badak (KSB) yang menjadi korban keganasan LavAni kali ini dengan skor 3-0 (25-17, 25-19, 25-20).
Ini merupakan kemenangan kedua Bogor LavAni atas tim yang sama. Pada putaran pertama lalu, Donny Haryono dkk. unggul 3-1. Secara keseluruhan ini merupakan kemenangan ketiga klub milik Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. Satu kemenangan lainnya didapatkan dari Jakarta BNI 46. Dengan kemenangan tiga poin ini pula, LavAni berada di peringkat ketiga klasemen sementara kelompok putra dengan sebelas poin.
LavAni berada di bawah Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta BNI 46 dengan total tiga kali menang dan empat kali kalah. Meladeni KSB di GOR Kawah Candradimuka Padepokan Voli, Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, LavAni tampil cukup baik sejak awal. Mereka bahkan mampu meredam perlawanan KSB dalam tiga set secara beruntun, yakni 25-17, 25-19, dan 25-20.
Baca juga :
- Petrokimia Bertekad Pertahankan Gelar, TNI AL Ingin Bermain Tanpa Beban
- Putra Indomaret Akan Hadapi LavAni di Grand Final
- Putri TNI AL Dampingi Petrokimia di Grand Final, Usai Kalahkan Bank Jatim
- Indomaret dan LavAni Tinggal Selangkah Lagi ke Grand Final
- Petrokimia Gresik Menjadi Tim Pertama yang Lolos ke Grand Final
Asisten pelatih LavAni, Erwin Rusni mengatakan, penampilan tim asuhan Jiang Jie sudah membaik dibandingkan pada putaran pertama. “Sewaktu melawan Palembang Bank SumselBabel (putaran pertama), LavAni sudah unggul 2-0 lebih dahulu. Namun akhirnya kalah 2-3. Kita tidak ingin hal itu terulang kembali di putaran kedua ini. Anak-anak diinstruksikan untuk tidak melakukan kesalahan sendiri,” kata Erwin, seperti dilaporkan Tim Humas PP PBVSI, usai pertandingan.
Sementara pelatih KSB, Rohadi Mulyo mengungkapkan kekalahan tim asuhannya lebih banyak disebabkan tidak adanya leader di lapangan, menyusul absennya Aji Maulana. “Saat tertekan tidak ada kepercayaan diri dari anak-anak. Sehingga tidak ada pemicu untuk bangkit. Banyak kesalahan sendiri,” kata Rohadi. (Jun)