Pemerintah Perbolehkan Mudik Lebaran, Asal

JakCityNews (Jakarta) – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan,  perkembangan kondisi penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia sudah jauh membaik sehingga pemerintah memutuskan untuk melakukan pelonggaran sejumlah aktivitas masyarakat dan bersiap untuk masa transisi dari pandemi ke endemi.

Hal tersebut dikatakan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin  dalam keterangan bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto di Istana Merdeka, Jakarta. Senin (4/4/2022).

“Kita berharap  dengan adanya perbaikan kondisi COVID-19 ini masyarakat makin menyadari  tanggung jawab kesehatan terhadap pandemi ini ada di tangan kita masing-masing,” ujarnya.

Menkes  meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster, karena tingkat vaksinasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya transisi dari pandemi ke endemi.

Sehubungan dengan diperbolehkannya mudik Lebaran tahun ini, Menkes mengingatkan masyarakat,  hanya pelaku perjalanan domestik yang sudah memperoleh dosis booster yang tidak dipersyaratkan untuk melakukan tes COVID-19.

“Jangan lupa, yang belum vaksin atau vaksin baru sekali tetap harus tes PCR, yang sudah vaksin dua kali masih perlu tes antigen, dan yang sudah vaksin booster lengkap tidak perlu tes apa-apa,” ujarnya.

Sebagaimana telah diumumkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, seiring dengan membaiknya situasi pandemi pemerintah memutuskan untuk melakukan pelonggaran kebijakan terhadap pelaku perjalanan luar negeri serta membolehkan pelaksanaan ibadah salat tarawih berjemaah di masjid dan mudik Lebaran.

Pada kesempatan itu, Menkes juga menekankan,  pemerintah tetap mengedepankan kehati-kehatian dalam menghadapi situasi pandemi saat ini. Pemerintah selalu memonitor varian baru yang ada, termasuk subvarian Omicron BA.2 yang memicu lonjakan kasus di Eropa dan juga di Cina.

“Varian ini juga sudah masuk di Indonesia dan sudah menjadi varian yang dominan di Indonesia. Beruntung dengan kondisi imunitas masyarakat Indonesia yang cukup tinggi sehingga varian baru ini tidak menyebabkan adanya lonjakan kasus di Indonesia,” tandasnya. (Alvim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.