Wapres Optimis, Tahun 2024 Indonesia Akan Menjadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia
JakCityNews (Jakarta) – Untuk memajukan sektor fesyen muslim, perlu kolaborasi dan keterlibatan para pemangku kepentingan seperti desainer, asosiasi, media, serta akademisi dan perguruan tinggi.
Oleh karena itu, selain sebagai pencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, perguruan tinggi juga memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan riset-riset yang berkualitas, sehingga hasil karya yang dihasilkan dapat sesuai dengan selera pasar global sekaligus memperhatikan aspek keberlanjutan.
“Karya-karya perguruan tinggi harus dapat diserap oleh industri, serta perlu dipasarkan dengan strategi branding yang tepat, sehingga mampu bersaing di pasar domestik maupun luar negeri,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika membuka Seminar Road to Jakarta Muslim Fashion Week secara virtual di Jakarta, Rabu (6/4/2022)
Dalam acara yang mengangkat tema “ Education as Pillar for Sustainable Fashion” tersebut, Wapres menyampaikan, selain strategi pemasaran, diperlukan juga sebuah kebijakan yang menunjang dan berkelanjutan.
“Selain itu, perlu disiapkan ekosistem fesyen muslim yang menunjang, termasuk pula peta jalan pengembangan fesyen muslim yang berkesinambungan. Penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week, menjadi salah satu rencana aksi untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk fesyen muslim Indonesia,” tutur Wapres.
Sebab, katanya, walaupun tren busana muslim berasal dari luar Indonesia, saat ini telah diadopsi bahkan berkembang menyesuaikan dengan ciri khas daerah dan karakter budaya Indonesia.
“Kita dapat melihat bahwa corak dan keunikan busana muslim berbeda-beda di setiap wilayah Indonesia. Kekayaan budaya tersebut sekaligus memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pencipta tren fesyen muslim dunia. Kita berharap ekspor fesyen muslim ke pasar global akan mampu meningkat signifikan dalam tahun-tahun mendatang,” ungkapnya.
Wapres mengapresiasi diselenggarakannya penandatanganan kesepakatan antara industri dan akademisi sebagai upaya pengembangan fesyen muslim di Indonesia. Ia berharap, kerja sama ini dapat memperkuat ekosistem yang telah ada dan memberikan dampak positif bagi secara luas.
“Saya optimis, dengan berbagai inisiatif yang telah dan terus dilakukan oleh semua pihak, Insya Allah kita akan mampu bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai Kiblat Fesyen Muslim Dunia pada tahun 2024,” tegas Wapres.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan sekaligus Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Indonesia Didi Sumedi menyampaikan, Jakarta Muslim Fashion Week merupakan sebuah upaya yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), kementerian/lembaga terkait serta para pelaku industri untuk memajukan dan meningkatkan daya saing industri fesyen Indonesia di tingkat nasional dan global.
“Fokus strateginya adalah penguatan branding fesyen muslim Indonesia dengan segala potensi, kreatifitas dan inovasi produk. Tahun 2023, kita targetkan dengan penguatan networking nya dengan terjun langsung dalam peta fesyen internasional. Kemendag sendiri sudah melakukan kerja sama-kerja sama dengan berbagai institusi di internasional, misalnya yang sudah kita lakukan dengan Jepang,” papar Didi.
Didi menyambut baik rencana pengesahan nomenklatur pendidikan untuk jurusan fesyen oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Didi melihat hal ini sebagai langkah nyata dalam membuat ekosistem fesyen muslim Indonesia yang berkelanjutan.
“Kami sangat berbahagia mendengar rencana pengesahan nomenklatur khusus untuk jurusan fesyen muslim. Ini merupakan salah satu langkah yang baik dalam penguatan SDM fesyen dan mewujudkan pendidikan sebagai pilar fesyen berkelanjutan,” pungkas Didi. (Alvim)