SKK Migas Gandeng Perguruan Tinggi Dalam Pelaksanaan Program Keberlanjutan Lingkungan

JakCityNews (Surabaya) – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaksanakan program low carbon initiative untuk mewujudkan langkah dan kerja nyata. Hal ini menunjukkan meskipun industri migas masih memiliki stigma di masyakarakat umum sebagai industri fosil penghasil emisi karbon, ternyata hulu migas memiliki komitmen yang nyata, dalam upaya memulihkan lingkungan di sekitar wilayah operasi dan sekaligus menangkap emisi karbon dari udara antara lain melalui penanaman pohon sebagai bentuk dari komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

Untuk mendukung pencapaian program keberlanjutan lingkungan tersebut, sekaligus menjalin link and match yang lebih kuat untuk membantu perguruan tinggi sebagai center of excellence dan penghasil sumber daya manusia (SDM) yang akan melanjutkan estafet pembangunan nasional di masa yang akan datang, SKK Migas menggandeng Universitas Airlangga (UNAIR) untuk mengerjakan program low carbon initiatives dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk mengerjakan carbon capture and storage (CCS)/carbon capture utilization and storage (CCUS), serta appraisal atas estimasi biaya abandoned and site restoration (ASR).

Penandatangan nota kesepahaman bersama (MOU) antara SKK Migas dengan UNAIR dan ITS dilaksanakan pada hari ini, sebagai bagian kegiatan rapat koordinasi SKK Migas perwakilan yang dilaksanakan di Surabaya (18/8/2022).

Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikai SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan, kegiatan MOU dengan UNAIR dan ITS menunjukkan komitmen SKK Migas dalam melaksanakan program terkait keberlanjutan lingkungan. Dengan kerjasama ini menunjukkan keterbukaan SKK Migas untuk menggandeng pihak-pihak yang memiliki kompetensi untuk berkolaborasi dalam membangun Indonesia pada sektor hulu migas. 

“Melalui kerja sama ini diharapkan secara waktu dan kualitas, program keberlanjutan lingkungan dapat ditingkatkan melalui keterlibatan perguruan tinggi, sekaligus menjadi sarana untuk saling meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang ada di industri hulu migas maupun para dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam pelaksanaan dari MOU tersebut”, kata Kemal.

Lebih lanjut, Kemal menyampaikan, dengan MOU tersebut nantinya tidak hanya jangka pendek yang diharapkan terkait bisa diselesaikannya program-program dalam low carbon initiative, tetapi dalam jangka panjang, MOU ini adalah bagian dari upaya SKK Migas mendukung peningkatan SDM perguruan tinggi dengan keterlibatan melakukan kolaborasi pada industri.

“Target peningkatan produksi minyak dan gas bumi di tahun 2030 yaitu minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) membutuhkan SDM yang besar, sehingga selain kuantitas SDM, maka kita juga mengejar kualitas SDM agar industri hulu dapat terus bersaing”, ujar Kemal.

Kemal menambahkan kerjasama ini juga merupakan tindak lanjut dari amanat Bapak Presiden setahun yang lalu pada pidato kenegaraan, bahwa dalam upaya meningkatkan produksi minyak dan gas nasional agar efek berganda penyerapan tenaga kerja di hulu migas dapat ditingkatkan. Maka agar, manfaat hulu migas dapat dirasakan oleh bangsa sendiri, maka aspek SDM menjadi hal harus terus dipersiapakan. MOU dengan UAIR dan ITS adalah bagian dari menyiapkan SDM hulu migas yang mendatang.

“Industri hulu migas adalah sektor yang sangat kompleks, membutuhkan berbagai disiplin ilmu. Kami akan terus menggandeng berbagai pihak untuk berkolaborasi, karena peluang tersebut masih sangat terbuka di industri hulu migas. Kami menyadari bahwa SKK Migas tidak bisa berjalan sendiri, tetapi juga harus berdampingan, bersinergi dan berkolaborasi dengan pihak lainnya”, imbuh Kemal.(Mulk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.