Bertemu Ketua DPR Inggris, Puan Sampaikan Belasungkawa RI Atas Wafatnya Ratu Elizabeth II
JakCityNews (Jakarta) – Ketua DPR RI Puan Maharani bertemu dengan of the House of Commons of the United Kingdom atau Ketua Dewan Rakyat Inggris, Sir Lindsay Harvey Hoyle. Dalam pertemuan bilateral itu, ketua parlemen kedua negara saling menyampaikan rasa dukacita.
Pertemuan antara Puan dan Sir Lindsay digelar jelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Parliamentary Speakers Summit (P20) di ruang pimpinan DPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Forum P20 yang merupakan rangkaian dari KTT G20 akan diselenggarakan pada 5-7 Oktober mendatang di Gedung DPR.
“Terima kasih atas kehadiran Yang Mulia pada pertemuan G20 Parliamentary Speaker’s Summit di Gedung DPR RI. Saya meyakini, kehadiran Yang Mulia akan memberi kontribusi bagi kelancaran pelaksanaan pertemuan P20 yang kita hadiri bersama,” kata Puan.
Dalam pertemuan itu, Puan pun menyampaikan belasungkawa Indonesia kepada rakyat Inggris atas wafatnya Ratu Elizabeth II.
“Pada kesempatan ini, saya atas nama rakyat Indonesia ingin mengucapkan dukacita yang mendalam atas wafatnya Ratu Elizabeth II pada tanggal 8 September 2022 yang lalu. Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Raja Charles III yang secara resmi telah diproklamasikan sebagai raja baru Inggris, menggantikan Ratu Elizabeth II,” ujarnya.
Lebih lanjut, Puan mewakili rakyat Indonesia memberi selamat atas terpilihnya Elizabeth Truss sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru. Ia menyoroti sosok Elizabeth Truss sebagai Perdana Menteri perempuan ketiga di Inggris itu.
“Saya juga mengucapkan selamat atas telah terbentuknya pemerintahan baru Inggris di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Elizabeth Truss,” ungkap Puan.
Ada sejumlah hal yang dibahas antara Puan dengan Sir Lindsay Harvey Hoyle di Gedung DPR, khususnya terkait kerja sama bilateral Indonesia dan Inggris yang sudah terjalin selama 70 tahun. Puan menyatakan menyambut baik roadmap Kemitraan Indonesia-Inggris untuk tahun 2022–2024 yang telah disepakati oleh Menteri Luar Negeri kedua negara pada 19 April 2022.
“Saya percaya, ini adalah momen yang tepat bagi kedua negara kita untuk mengintensifkan kemitraan menjadi konkret di masa depan,” ungkapnya.
Menurut Puan, kemitraan tersebut sangat penting karena Indonesia dan Inggris menghadapi tantangan yang kompleks. Seperti biaya energi yang tinggi, lonjakan inflasi, masalah ketahanan pangan, dinamika geopolitik termasuk konflik di Ukraina, hingga pemulihan pasca-pandemi Covid-19.
“Oleh karena itu, saya mengharapkan kedua belah pihak untuk terus memberi dorongan terhadap pada implementasi Roadmap Kemitraan. Melalui pertemuan ini, saya berharap kita dapat berdiskusi lebih lanjut terkait hal-hal yang menjadi perhatian bersama,” papar Puan.
Dalam bidang perdagangan dan investasi kedua negara, diketahui terjadi peningkatan sebesar 18 persen di tahun 2021. Investasi Inggris di Indonesia pada tahun 2021 meningkat 67 persen, dari 192,8 juta dollar AS menjadi 322,9 juta dollar AS untuk 705 proyek.
Puan pun berharap kedua negara dapat memanfaatkan forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO) untuk mengupayakan peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia-Inggris secara berkelanjutan dan saling menguntungkan.
“Saya berharap kerja sama Indonesia dan Inggris berfokus pada sektor ekonomi hijau, seperti investasi dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan untuk transisi ekonomi,” urai mantan Menko PMK itu.
Puan juga menyambut baik kerja sama pengembangan program transportasi rendah karbon yang disepakati oleh pemerintah Indonesia dan Inggris yang peluncurannya dilaksanakan pada 5 Juli lalu di Jakarta. Apresiasi juga diberikanan terkait hubungan erat dalam bidang pertahanan.
“Di tingkat Global, saya berharap kerja sama Indonesia dan Inggris juga dapat ditingkatkan. Saya mengapresiasi kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan Inggris untuk memperkuat multilateralisme (menolak unilateralisme) dan pendekatan kolaboratif dalam mengatasi masalah-masalah global,” sebut Puan.
Di sisi lain, cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut mendorong peningkatan kerja sama antarparlemen bagi Indonesia dan Inggris. Puan mengungkap, DPR telah membentuk 102 Grup Kerja Sama Bilateral dengan parlemen negara sahabat, di antaranya dengan Parlemen Inggris.
“Saya percaya bahwa peningkatan kontak parlemen ke parlemen melalui dialog antarparlemen secara reguler juga penting untuk peningkatan hubungan bilateral kita,” tuturnya.
Puan lantas meminta dukungan dari Parlemen Inggris untuk secara konsisten dan berkelanjutan mendukung integritas teritorial Indonesia.
“Hal tersebut sehubungan dengan adanya aksi-aksi individu atau kelompok di Inggris yang mengadvokasi aksi yang menentang integritas teritorial Indonesia, khususnya di Papua,” ucap Puan.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Gilang Dhielafararez yang mengikuti pertemuan mengungkap, bilateral meeting antara Puan dan Sir Lindsay Harvey Hoyle juga turut membahas soal pengurusan visa bagi warga negara Indonesia yang hendak berkunjung ke Inggris.
“Dulu kan urus visa ke Inggris sekitar 10 hari, sekarang cukup lama bisa 6-7 minggu. Ibu Ketua DPR berharap agar pengurusan visa bisa lebih dipercepat, apalagi sekarang banyak mahasiswa kita yang mengambil kuliah di UK,” terang Gilang.
Puan juga disebut berharap dukungan Parlemen Inggris agar kesempatan mahasiswa Indonesia berkuliah di negara tersebut semakin diperbanyak. Sir Lindsay Harvey Hoyle memberi tanggapan positif atas permintaan Puan.
Dalam pertemuan bilateral bersama Puan, Sir Lindsay Harvey Hoyle pun menyampaikan turut berbelasungkawa atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 penonton laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Sejumlah Klub-klub Liga Inggris seperti Manchester United, Arsenal, Man City, hingga Liverpool sebelumnya juga menyampaikan rasa simpatinya atas Tragedi Kanjuruhan.
“Saat bertemu Ibu Ketua DPR, Ketua House of Commons Inggris menyampaikan dukacita yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur,” tutup Gilang. (Tim)