Seminar Ilmiah: “Peran Dokter Keluarga dalam Penanganan Kanker Payudara di Indonesia”

JackCityNews (Jakarta) – Dalam rangka memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara Internasional Tahun 2022, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) bekerjasama dengan Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), menyelenggarakan Seminar Ilmiah yang dilakukan secara hybrid yang  dengan Tema : “Peran Dokter Keluarga dalam Penanganan Kanker Payudara di Indonesia”  pada Sabtu 22 Oktober 2022 bertempat di Century Park Hotel. Seminar diikuti 660 peserta yang mana 60 peserta offline dari berbagai profesi dokter dan 600 peserta mahasiswa kedokteran dan umum secara online.

Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin CHFC, CLU pada pembukaan Seminar Ilmiah ini mengatakan, satu dari delapan perempuan beresiko mengalami kanker payudara selama hidupnya. Di Indonesia 70% pasien datang ke fasilitas kesehatan saat sudah terlambat dengan kanker stadium lanjut.

Ditekankan, pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan cara melakukan pemeriksaan kanker payudara secara rutin yang selama ini terus digaungkan oleh YKPI. Edukasi dan peran Dokter Keluarga sangat penting untuk memastikan para Perempuan Indonesia melakukan pemeriksaaan  secara rutin, baik pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI setiap bulan untuk mendeteksi adanya benjolan yang teraba maupun pemeriksaan di Fasilita Kesehatan setiap tahun menggunakan alat mamografi bagi wanita diatas 40 tahun. Dengan momentum bulan kesadaran kanker payudara sedunia, mari bersama-sama ingatkan terus keluarga dan masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan dan berani mencari pertolongan jika menemukan benjolan pada payudara.

Linda Agum Gumelar sebagai ketua YKPI pada sambutannya menyampaikan bahwa Kanker Payudara menjadi ancaman yang menakutkan bagi hampir semua perempuan di dunia termasuk di Indonesia. Hal ini sangat beralasan karena angka kejadian kanker payudara di Indonesia menduduki urutan pertama bagi perempuan terdiagnosa kanker. 

Berdasarkan data Globocan 2020, di Indonesia kasus baru kanker payudara merupakan yang tertinggi jumlahnya, yaitu sebesar 30,8 persen atau sebesar 65.858 perempuan pertahun (16,6% dari kasus baru seluruh kanker di Indonesia) dan 30,8% dari seluruh kasus kanker baru pada perempuan. Dengan angka kematian 22.430 orang (9,6%) dari seluruh kematian akibat kanker di Indonesia (Globocan, WHO, Indonesia, 2020). Berdasarkan data SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) dimana pasien kanker payudara datang ke rumah sakit 60 -70% dalam stadium III – IV (Peraboi, Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara, 2015).  Kanker yang terlambat di dideteksi, didiagnosis dan dilakukan pengobatan akan mengakibatkan angka kesembuhan yang rendah bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Kanker payudara dapat dideteksi secara dini untuk meningkatkan angka kesembuhan.

Cara deteksi dini sederhana untuk kanker payudara adalah Pemeriksaan Klinis Payudara dan Pemeriksaan Payudara sendiri. Dokter umum dan bidan berperan untuk menemukan benjolan payudara secara dini ujar dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk Ketua PERABOI

Dr. dr. Isti Ilmiati Fujiati, PKK. MSc,CM-FM, MPd.Ked, Sp.KKLP pada  sambutannya menyampaikan Peran Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP) dalam penanganan kanker payudara di layanan primer berkaitan erat dengan karakteristik dasar pelayanan kedokteran keluarga antara lain pelayanan yang komprehensif, berpusat pada pasien (patient centred care) yang memandang pasien tidak hanya dari aspek biomedis klinis keluhannya, tetapi juga aspek psikologis dan sosial (bio-psiko-sosial) yang dapat memengaruhi keluhan maupun penyakitnya

Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K)Onk, M. EPID, MARS memaparkan bahwa, Pada dasarnya kanker adalah Penyakit Genetik. Semua kanker yang bersifat genetik, sebagian besarnya tidak herediter/diturunkan pada keturunan. Deteksi genetik adalah sebagai pelengkap, tidak langsung menggantikan pemeriksaan imajing, Memungkinkan untuk deteksi lebih dini. Konseling pasien yang baik sebab akan menimbulkan kecemasan jika hasil tes positif, Panel tes molekuler meningkatkan akurasi skrining

Berdasarkan moda terapi, terdapat 2 macam tata laksana kanker payudara, yang pertama Lokal dan Regional, mencakup operasi dan radiasi. Yang kedua adalah sistemik, mencakup kemoterapi, terapi hormonal, terapi target dan imunoterapi ujar dr. Iskandar, Sp.B(K)Onk

Nelly Hursepuny, M.Psi, seorang Psikolog mengatakan bahwa banyak terjadi budaya paternalistik, dimana dokter sering tidak mempunyai waktu untuk berkomunikasi dengan pasien atau pasien merasa dalam posisi yang superior-inferior, sehingga takut bertanya.

Hubungan dokter dan pasien perlu dibangun dalam komunikasi yang efektif  dengan melihat tantangan yang ada saat ini seperti Perubahan perilaku gaya hidup sehat dan pengobatan penyakit, Kepatuhan pasien dengan penyakit kronis, Menghadapi pasien dengan perbedaan latar belakang budaya

Dokter Keluarga memiliki peran strategis untuk memberikan informasi, mendiagnosa yang benar dan mendampingi pasien kanker payudara dan keluarganya sejak dini. Dokter Keluarga memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada pasien dan keluarganya baik secara medis  maupun non medis atau psikososial. Edukasi dan peran dokter sangat penting untuk memastikan para perempuan Indonesia melakukan pemeriksaaan   payudara sendiri atau SADARI setiap bulan. Praktek kedokteran dilaksanakan dengan memperhatikan perlindungan, keselamatan dan kenyamanan pasien.  Untuk itu pelayanan medis wajib mengikuti standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan pasien.(eles)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.