Kebaya Bisa Diterima Dunia untuk Diapresiasi

JackCityNews (Jakarta) – Polemik terkait kebaya di Tanah Air kian ramai setelah Singapura, Malaysia, Burnei Darussalam, dan Thailand berencana mendaftarkan kebaya masuk dalam warisan budaya UNESCO. Hal itu tentu jadi perbincangan tersendiri karena tidak ada nama Indonesia di antara negara yang hendak mendaftarkan kebaya kebaya ke UNESCO.

Ketua Pertiwi Indonesia, Miranti Serad yang saat ini juga bersama tim sedang mempersiapkan buku Kebaya Indonesia mengatakan, negara-negara di Asia Tenggara memang pada umumnya punya tradisi mengenakan kebaya seperti di Indonesia. Ia mengatakan, kebaya memiliki nilai kemanusiaan universal. Dengan demikian, ujar dia, kebaya bisa diterima di semua kalangan.

“Kebaya itu bisa diterima di seluruh dunia untuk diapresiasi. Oleh karena itu, sudah seharusnya kebaya dijaga, dirawat, dan dilestarikan bersama-sama,” kata Miranti.

Miranti menjelaskan, kebaya adalah hasil akulturasi dari banyak budaya luar yang berpadu dengan budaya lokal. Hingga saat ini pun, kata dia, belum ada penjelasan mengenai sejarah kebaya yang pasti dan bisa diterima oleh semua orang.

Ada yang menyebut dari Arab, Tiongkok, Portugis, atau bahkan Majapahit, dan lain sebagainya. Namun semua sepakat bila kebaya adalah hasil akulturasi.

Di Indonesia, lanjut Miranti, terdapat berbagai macam jenis kebaya. Ada yang mengklasifikasikan berdasarkan daerah asal semisal kebaya Jawa, Sunda, encim, dan lainnya. Namun  ada juga yang membagi kebaya berdasarkan model, yakni kebaya panjang dan pendek.

Melihat beragamnya mengenai muasal maupun model kebaya, Miranti mengajak segenap warga Indonesia untuk turut menjaganya. Bagi Miranti, kebaya sudah jadi semacam identitas Indonesia, khususnya perempuan.Alasannya, kata Miranti, kebaya lekat dengan segala aspek kehidupan sehari-hari Indonesia.

Menurutnya, kebaya lazim digunakan perempuan Indonesia mulai rakyat kebanyakan hingga Ibu Negara.Miranti menegaskan, hal itu bisa terjadi karena kebaya tidak mengenal sekat. Siapapun boleh dan bisa mengenakan kebaya dipadukan dengan selera dan keperluan masing-masing. Misalnya dipadukan dengan hijab bahkan sepatu sneakers.

“Kebaya tidak mengenal sekat-sekat ekonomi, agama, suku, golongan, bangsa, dan sebagainya,” jelasnya.(eles)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.