BKSAP DPR : Tiga Kunci Raih Tujuan Sidang AIPA

Foto : Putu Supadma (Dok. DPR)

JakCityNews (Jakarta) – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan perhelatan ASEAN Inter-parlementary Assembly (AIPA) Tahun 2023 akan membahas lebih dari 35 draf resolusi. Sidang AIPA ke-44 ini, bertujuan untuk menjaga stabilitas perdamaian di kawasan ASEAN.

“Itu ada 35 draf resolusi yang akan kita bahas,” kata Putu dalam diskusi bertema ‘Parlemen yang Responsif untuk Stabilitas dan Kesejahteraan ASEAN’ di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (21/7/2023).

Selaku Ketua Desk Kerja sama Regional BKSAP DPR RI, Putu Rudana menegaskan tiga kunci untuk meraih tujuan sidang AIPA itu. Kunci pertama, saat pertemuan awal, Indonesia mengusulkan resolusi tentang penerapan Five-Point Consensus untuk mengatasi konflik di Myanmar. Indonesia menunggu negara-negara lain menerapkan Five-Point Consensus, yang sudah dikomitmenkan negara-negara ASEAN.

“Kebetulan negara lain tidak ada yang memprotes, akhirnya draf resolusi emergency item pada saat itu diakui dan menjadi sebuah resolusi atau keputusan dari pada AIPA,” ujar Pimpinan BKSAP ini.

Kunci kedua, ASEAN merupakan kawasan yang sangat strategis. Kawasan ini banyak dilirik oleh kekuatan-kekuatan besar yang ingin masuk. Jadi, menurut Putu, parlemen ASEAN harus responsif untuk bisa mengawal berbagai tantangan ASEAN secara mandiri di dalam. Sehingga, ASEAN tidak perlu kekuatan besar lainnya datang untuk mengintervensi permasalahan di ASEAN.

Kunci ketiga, kata Putu, kesejahteraan. Harapannya, konsep green economy bisa segera terlaksana, bagaimana kawasan ASEAN siap menuju transisi hijau. Mengingat, masyarakat ASEAN mendapatkan support secara inklusif dalam peningkatan ekonomi. Maka, kegiatan ekonominya harus sustainable melalui sustainable growth.

“Jangan sampai terjadi ada satu negara yang punya growth tinggi dan yang lainnya justru jomplang,” katanya.

AIPA General Assembly Ke-44 yang akan diselenggarakan pada 5-10 Agustus 2023 itu mengusung Tema “Responsive Parliaments for A Stable and Prosperous ASEAN” atau “Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera”.

Sidang tersebut akan dihadiri sekitar 500 peserta yang terdiri atas anggota parlemen 10 negara ASEAN, termasuk Indonesia, 20 negara “observer”, dan perwakilan dari 12 organisasi internasional.(gsu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.