BKSAP: Kebudayaan Nasional Indonesia Berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana dalam Konferensi Anggota Parlemen Muda se-Dunia di Hanoi, Vietnam. Foto: Ist.

JakCityNews (Jakarta) – Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Gilang Dhiela Fararez dari Fraksi PDI-P berperan aktif dalam debat umum pada sesi “Promoting respect for cultural diversity in support of sustainable development”, yang merupakan bagian dari rangkaian acara Konferensi Anggota Parlemen Muda se-Dunia di Hanoi, Vietnam.

Pada sesi tersebut hadir sebagai anggota delegasi, Wakil Ketua BKSAP dari Fraksi Partai Demokrat Putu Supadma Rudana menyampaikan intervensi yang menggarisbawahi bahwa kebudayaan nasional Indonesia secara substantif telah sejak lama memuat Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Di Indonesia nilai-nilai budaya dimasukkan dalam kebijakan pembangunan, sehingga memungkinkan setiap daerah tumbuh subur dan maju sesuai dengan kearifan lokal dan karakter budaya masing-masing. Dengan demikian, budaya tidak hanya dapat dilestarikan, tetapi juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan,” ujar Putu Supadma Rudana dalam keterangan resminya, Minggu (17/9/2023).

Lebih jauh, Wakil Ketua BKSAP tersebut juga menjelaskan sebagai negara dengan 17.000 pulau, lebih dari 1.340 etnis berbeda, serta 718 bahasa, Indonesia merupakan negara yang paling beragam di dunia. Fakta ini menurutnya, merupakan added value tersendiri yang berkontribusi dalam upaya pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Di Bali misalnya, 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah lama menjadi bagian dari kearifan lokal yang disebut Tri Hita Karana, yang menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara tiga aspek besar kehidupan; manusia, alam dan Tuhan. Sepuluh tujuan pertama berhubungan dengan keharmonisan masyarakat yang mengatasi permasalahan komunitas atau sosial seperti kemiskinan, pendidikan dan kesehatan,” katanya.

“Lima tujuan berikut berkaitan dengan keselarasan dengan alam, mengatasi urbanisasi, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati. Sedangkan dua tujuan terakhir berkaitan dengan panggilan spiritual akan kekuatan batin dan keimanan guna menjembatani perdamaian dan kolaborasi dalam dan lintas sektor dan budaya,” lanjut politisi asal Bali tersebut. (gsu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.