Saksikan MoU PKNU Korsel dengan Kampus RI, Puan : Pendidikan Investasi Masa Depan Negara

JakCityNews (KorSel) – Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan penanaman pohon usai memperoleh gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Politik dari Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan. Ia juga menyaksikan penandatangan kerja sama atau MoU antara PKNU dengan 8 perguruan tinggi Indonesia.

Penanaman pohon dilakukan di depan Mirae Building PKNU, Busan, Senin (7/11/2022). Puan yang didampingi oleh Presiden ke-5 RI sekaligus ibundanya, Megawati Soekarnoputri menanam pohon sea pines atau pinus laut.

Setelah menanam pohon, Puan dan Megawati bersama rombongan delegasi Indonesia mengikuti acara resepsi makan siang yang diselenggarakan oleh PKNU di Conference Hall, College of Engineering PKNU. Resepsi tersebut dibuat khusus untuk Puan yang baru saja menerima gelar Doktor Honoris Causa.

“Saya ingin sampaikan apresiasi kepada Universitas Pukyong, atas kepercayaannya sehingga saya dapat menerima anugerah Doktor Kehormatan ini,” ungkap Puan.
 
Universitas Nasional Pukyong merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terdepan dalam bidang riset kelautan terutama untuk studi perikanan, maritim  dan juga pengembangan teknologi inovasi. Pemberian gelar Doktor Kehormatan diberikan kepada Puan atas perannya dalam menghadirkan arah pembangunan yang lebih baik di Indonesia, mendorong kesetaraan gender, dan menunjukkan kepemimpinan baru di Asia.
 
“Atas dasar itu, maka gelar Doktor Kehormatan bidang politik ini merupakan pengakuan tidak saja atas kerja yang saya lakukan, namun juga kerja dari semua perempuan Indonesia dalam mendorong terciptanya kesetaraan gender,” kata perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
 
“Gelar ini juga merupakan pengakuan bagi kerja DPR dalam menjalankan fungsinya, dalam berkontribusi membangun Indonesia yang lebih maju,” sambung Puan.

Ditambahkannya, gelar dari PKNU pun merupakan pengakuan akan tumbuhnya pemimpin-pemimpin baru di Asia yang menghadirkan gagasan baru tentang kawasan damai, stabil, dan sejahtera, sebagai penggerak ekonomi global. Melalui gelar tersebut, Puan berharap dapat terus mengabdi bagi bangsa Indonesia serta mengimplementasikan demokrasi Pancasila bagi Indonesia yang lebih sejahtera, adil, damai, dan berkelanjutan.
 
“Cita-cita mulia ini hanya dapat tercapai jika kita bergotong royong, dan saling bersinergi. Dalam konteks ini, saya juga berharap nantinya saya dapat semakin memperkuat hubungan Indonesia dan Korea di masa depan,” sebutnya.

Puan kemudian menyaksikan penandatanganan kerja sama akademik antara PKNU dengan 8 perguruan tinggi Indonesia. Acara penekenan MoU itu digelar di Jangbogo dan dilakukan oleh Rektor PKNU Prof Jang Young-Soo dan 8 rektor perguruan tinggi Indonesia yang mengikuti kerja sama pendidikan.

Selain Puan dan rombongan delegasi DPR RI, penandatangan kerja sama antara PKNU dan sejumlah universitas di Indonesia juga disaksikan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko dan Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketua Dewan Pengarah BRIN.

Puan pun menyatakan rasa bangganya dapat hadir menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman kerja sama Pendidikan antara perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dan PKNU. Menurutnya, kerja sama di antara perguruan tinggi antar negara merupakan hal yang semakin berkembang pesat saat ini.
 
“Dunia pendidikan tidak saja merupakan urusan domestik semata, namun sudah menjadi bagian kerja sama antar negara. Kolaborasi perguruan tinggi antar negara dapat berkontribusi untuk  meningkatkan mutu perguruan tinggi dan kualitas sumber daya manusia suatu negara,” kata Puan.
 
“Pendidikan bagi generasi muda adalah investasi bagi masa depan suatu negara. Pendidikan adalah game changer yang dapat menjadi penentu maju atau mundurnya suatu negara,” lanjut mantan Menko PMK itu.

Puan juga berharap agar kerja sama pendidikan ini dapat berkontribusi mengatasi berbagai tantangan global yang dihadapi umat manusia seperti mengatasi dampak perubahan iklim, mengembangkan energi baru dan terbarukan, upaya mengatasi pandemi, dan mengembangkan teknologi digital yang terjangkau.
 
“Karenanya saya mendukung penandatanganan Nota Kesepahaman pada hari ini antara beberapa Universitas di Indonesia dan Universitas Nasional Pukyong,” ujar Puan.

Adapun kerja sama akademi dilakukan antara PKNU dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Mataram (Unram), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Pattimura (Unpatti).
 
Kerja sama akademik ini bertujuan untuk mengembangkan jaringan para pihak dengan koneksi nyata dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, ilmu pengetahuan-teknologi dan internasionalisasi. Para Pihak sepakat untuk mendorong kerjasama akademik melalui berbagai kegiatan.

Dalam perjanjian kerja sama itu, para pihak dapat menjalin ikatan persahabatan. Kemudian juga saling berkolaborasi akademik, melakukan pertukaran budaya dan personel (mahasiswa, cendekiawan, dan peneliti), serta memfasilitasi upaya kolaboratif lainnya yang mungkin dianggap bermanfaat bagi para pihak.

Perjanjian juga memungkinkan kerja sama di bidang khusus lainnya yang dapat disepakati bersama antara para pihak. Selanjutnya, para pihak pun diharapkan berusaha untuk membangun kemitraan kerjasama yang solid melalui kerjasama internasional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya, dan berkontribusi pada pencapaian pembangunan berkelanjutan dari semua pihak yang bergabung dalam perjanjian ini.

“Saya ingin sampaikan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia telah melakukan banyak terobosan. Salah satunya adalah dengan mendorong kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas terkemuka dunia,” jelas Puan.

Puan lantas menyinggung soal jumlah mahasiswa Indonesia yang melakukan studi di Korea Selatan di mana per tahun 2021 jumlahnya sebanyak 2006 orang. Jumlah tersebut termasuk mahasiswa Universitas Terbuka, mahasiswa Cyber Hankuk University of Foreign Studies dan mahasiswa Universitas Siber Asia (UNSIA).

Saat ini juga terdapat Asosiasi Peneliti Indonesia di Korea (APIK) yang beranggotakan 363 peneliti. Selain itu, perguruan tinggi di Indonesia telah didorong untuk melakukan kerja sama riset dengan perguruan tinggi atau lembaga riset di berbagai negara seperti  Korea dengan fokus pada bidang green and blue Economy, post-pandemic eco-tourism, Technology and Medical Device, serta Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
 
Puan berharap penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut akan terus mendorong semakin eratnya kerja sama pendidikan Indonesia dan Korea.
 
“Kehadiran kita semua di ruang ini dapat menjadi pendorong bagi pengembangan jaringan akademisi antara Indonesia dengan Korea khususnya untuk memajukan pendidikan keilmuan, inovasi dan teknologi,” ucap cucu Bung Karno itu.
 
Puan mengajak untuk menjadikan kerja sama yang ditandatangani saat ini sebagai momentum untuk membangun kolaborasi yang lebih luas antara sivitas akademika  di Indonesia dan Korea.
 
“Saya berharap semakin banyak terbangun ´jembatan´ antara perguruan tinggi dan lembaga penelitian kedua negara untuk saling bekerja sama dalam melakukan riset-riset bersama, menciptakan inovasi, serta mengembangkan praktek terbaik (best practices),” papar Puan.

“Dan saya mengajak kita bersama untuk memperkuat komitmen untuk menjadi bagian dari solusi, dan pada saat bersamaan memajukan kerja sama pendidikan antara Indonesia dengan Korea. Saya menunggu implementasi konkrit dari kerja sama ini dapat dirasakan juga oleh masyarakat kedua negara dalam waktu dekat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan akan memaksimalkan kerja sama antara PKNU dan 8 universitas di Indonesia untuk kepentingan riset.

Usai penandatanganan MoU, Puan bersama rombongan dari Indonesia diajak melakukan tur PKNU Maritime Training Vessel dengan melihat kapal penelitian milik kampus tersebut di Yongho Pier. Ship training milik PKNU itu bernama ‘Baek Kyung’ dalam Bahasa Korea atau dalam Inggris ‘Moby-Dick’. Kapal ini menjadi bagian dari riset.

Puan lalu menyerahkan commemorative nameplate kepada Kapten Kapal Baek Kyung, Prof Ryu Gyungjin. Bersama dengan rombongan rektor perguruan tinggi Indonesia yang bekerja sama dengan PKNU, Puan lalu mengikuti tur di dalam kapal, termasuk melihat kamar tidur para siswa, ruang mesin, dan quarter deck yang lengkap dengan peralatan memancing. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.